ANGGARAN SEBAGAI PERALATAN
1. Anggaran
Sebagai Sistem Perencanaan Terpadu
Anggaran atau Business Budget adalah : Salah
satu bentuk dari berbagai rencana yang susun, meskipun tidak setiap rencana
disebut anggaran.
Ex : Hasil dari Perencanaan.
Ketika akan mengadakan wisata /perjalanan jauh agar perjalanan itu murah,
aman, dan menyenangkan. Membutuhkan
perencanaan tentang alat transpot, route perjalanan, kartu-kartu pengenal,
pemesanan hotel untuk bermalam, dana
untuk pembiayaan perjalanan.
Business budget, sering diterjemahkan menjadi anggaran
perusahaan
Anggaran perusahaan adalah : Rencana
tentang kegiatan perusahaan. Rencana ini mencakup berbagai kegiatan operasional
yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Dengan adanya anggaran perusahaan ini diharapkan tercapainya tingkat
efisiensi tertentu dan menghasilkan keuntungan yang diharapkan perusahaan,
untuk itu perusahaan melaksanakan kegiatan-kegiatan fungsional bidang
pemasaran, produksi, tertib keuangan dan tertib administrasi.
Masing-masing bidang ini merupakan kegiatan yang
menuntut spesialisasi tersendiri dengan programnya masing-masing. Bilamana
masing-masing bidang membuat dan menentukan programnya sendiri terlepas dari
program dan kegiatan yang lain, maka besar sekali kemungkinannya
program-program ini bukannya saling membantu dalam mencapai sasaran bersama
yakni keuntungan, melainkan malah saling bertentangan atau tidak saling
mendukung satu sama lain.
2.
Anggaran
Pendekatan Sistem
Anggaran dapat dianggap sebagai suatu sistem yang
memiliki kekhususan tersendiri atau sebagai suatu sub-sistem yang memerlukan
hubungan dengan subsistem yang lain yang ada dalam perusahaan itu.
Anggaran dapat dianggap sebagai sistem yang otonom
karena mempunyai sasaran serta cara-cara kerja tersendiri yang merupakan satu
kebulatan dan berbeda dengan sasaran serta cara kerja sistem lain yang ada
dalam perusahaan , tetapi sekaligus juga dapat dianggap sebagai suatu
subsistem, yakni bagian dari sistem lain yang lebih besar.
Anggaran bukan satu-satunya alat perencanaan dan
pengendali yang diperlukan perusahaan untuk dapat berfungsi secara mantap.
Sistem adalah : Kumpulan
komponen yang saling berinteraksi atau saling bergantung, yang dikoordinasikan
sedemikian rupa sehingga membentuk suatu kebulatan, dan diorganisir untuk
mencapai tujuan tertentu.
Subsistem adalah : Bagian
dari sistem yang melaksanakan satu atau lebih fungsi yang diperlukan dalam
sistem itu.
Skema Anggaran Sebagai Sistem
I. INTI SISTEM
Perencanaan dan Pengawasan Keuntungan
Pemasaran Produksi Keuangan Administrasi
II. SUBSISTEM
PENUNJANG
Struktur tertib Analisis data Data & Angka
Organisasi Adm
Statistik Analisis angka
Internal Akuntansi standar
III. SUBSISTEM LINGKUNGAN
Data
& Data & Data & Struktur
Analisa Analisa Analisa Harga &
Ekonomi Industri Produk Persaingan
Sebagai
satu sistem anggaran terdiri dari tiga lapisan, yakni inti dari sistem,
subsistem penunjang, dan subsistem lingkungan.
Inti Sistem Mencerminkan baik sasaran,
dalam hal ini adalah keuntungan yang menjadi obyek penyusunan anggaran, maupun
komponen-komponennya dalam hal ini
fungsi-fungsi pemasaran, produksi, keuangan, administrasi yang mencerminkan
pihak-pihak yang paling berkepentingan
di dalam upaya merealisasikan sasaran yang ditentukan.
Sub Sistem Penunjang :
Mencerminkan
berbagai hal sebagai subsistem yang fungsinya diperlukan untuk membantu
kelancaran bekerjanya inti sistem. (merupakan variabel tentang perusahaan itu
sendiri, sehingga sedikit banyak terkendali)
Sub
Sistem Lingkungan :
Merupakan
variabel yang terletak di luar perusahaan, oleh karenanya tidak dapat
dikendalikan, namun perusahaan tidak mungkin menghindar daripadanya. Oleh
karenanya perusahaan perlu membuat forecast tentang variabel ini dan melakukan
penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Dengan demikian perusahaan dapat
memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan yang diciptakan oleh lingkungannya.
3. Anggaran
dan Penganggaran
Definisi Business budget adalah Suatu pendekatan yang formal dan
sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan,
koordinasi, dan pengawasan
Dari definisi diatas dapat diambil intinya :
-
Bahwa Business
budget harus bersifat formal
-
Bahwa Business
budget harus bersifat sistematis
Business budget merupakan suatu hasil pengambilan keputusan yang berdasar
beberapa asumsi tertentu, dimana keputusan yang diambil merupakan pelaksanaan
fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan
Perbedaan Anggaran dengan Penganggaran :
} Anggaran merupakan hasil yang
diperoleh setelah menyelesaikan tugas perencanaan
} Penganggaran menunjukkan proses, sejak
dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana,
pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas
perencanaan, penyusunan rencana itu sendiri, implementasi dari rencana tersebut,
sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil melaksanakan
rencana itu
Syarat dalam menyusun suatu anggaran :
1 .Realistis, tidak terlalu optimis dan tidak terlalu pesimis
2. Luwes, tidak terlalu kaku, mempunyai peluang untuk disesuaikan
dengan keadaan yang mungkin berubah
3. Kontinyu, artinya membutuhkan perhatian secara terus
menerus dan tidak merupakan usaha yang isidentiil,
4. Ketika perusahaan menyusun anggaran harus yakin bahwa
dirinya mempunyai kemampuan untuk mengendalikan relevant variables dalam
mencapai tujuan, mempunyai kemampuan untuk melaksanakan sistem manajemen lmiah,
mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, mempunyai kemampuan
untuk memberi motivasi kepada anggota-anggotanya, dan mempunyai kemampuan untuk
mendorong adanya partisipasi.
4. Anggaran Komprehensif dan Anggaran Parsiil
Anggaran Komprehensif,
ruang lingkupnya menyeluruh, karena jenis kegiatan yang dicakupnya meliputi
seluruh aktivitas perusahaan bidang marketing, produksi, keuangan, personalia,
dan tertib administrasi.
Anggaran Parsiil, ruang
lingkupnya terbatas, perusahaan memilih alternatif ini karena berbagai
pertimbangan praktis,
Ex : Perusahaan hanya menyusun perencanaan produksi
saja, karena tidak ada masalah baik di dalam memasarkan hasil produksi maupun
didalam pembiayaannya.
Anggaran dan
Fungsi Manajer
Harold Koonzt
dan Cyriil O’Donnel, membagi peranan business manajer yang bersifat manajerial
menjadi fungsi-fungsi planning, organizing, staffing, directing, dan control
- Planning,
Perusahaan hendaknya selalu mencari sumber potensial yang
menghasilkan keuntungan dan merencanakan cara bagaimana untuk merealisirnya.
- Organizing,
bahwa manajer harus menyusun suatu struktur organisasi yang tepat, sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dan menunjuk orang-orang yang tepat untuk
mengisi masing-masing jabatan dengan mengadakan pembagian kerja.
- Staffing,
bahwa manajer hendaknya menunjuk orang-orang yang tepat, yang qualified dengan
memberikan motivasi berupa intensive yang sesuai
- Directing,
bahwa manajer hendaknya dapat memperlihatkan kepemimpinan yang
mantap dan dinamis secara tegas dan terbuka
- Control, Manajer
harus selalu mengadakan pengawasan yang
bersifat dinamis dan selalu
mengusahakan adanya feedback dari bawahan
Anggaran Fixed
dan Anggaran Continous
Berdasarkan
fleksibilitasnya, budget dapat dikelompokkan menjadi 2 macam :
1.
Fixed Budget
(Anggaran fixed) adalah Anggaran
yang disusun untuk periode waktu
tertentu dimana volumenya sudah tertentu dan berdasarkan volume tersebut
direncanakan revenue, cost, dan expenses. Di dalam anggaran fixed tidak
diadakan revisi secara periodik
2. Continous Budget ( Anggaran kontinyu) Penyusunan
anggaran dengan cara ini mempunyai karakteristik :
a .Disusun untuk periode tertentu, volume tertentu, dan
berdasarkan volume tersebut diperkirakan besarnya Revenue, Cost, dan Expenses
b. Untuk mengetahui apakah asumsi-asumsi dasar masih dapat
dipakai atau tidak , maka secara periodik dilakukan penilaian kembali.
Penilaian kembali dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara kuartal (triwulan
c. Ditambahkan anggaran untuk satu triwulan pada periode
anggaran berikutnya dengan menggunakan data-data yang paling akhir dimiliki.
Kuartal Kuartal
Kuartal Kuartal
II III IV I
1982 1983
Pemanfaatan
anggaran continous mensyaratkan hal-hal –hal berikut ini :
a.
Memerlukan perekaman data ekstern secara terus
menerus.Hal ini diperlukan untuk mengetahui adanya perubahan lingkungan.
b.
Memerlukan sistem dan personalia akuntansi yang cepat
dan merekam, menganalisa serta melaporkan adanya penyimpangan-penyimpangan
dalam realisasi
Anggaran Dalam Dimensi Waktu
Pada dasarnya
dimensi waktu dalam anggaran dapat dibagi menjadi tiga :
-
Menyangkut masa
lalu
-
Menyangkut masa
sekarang
-
Menyangkut masa
yang akan datang
Ketiga dimensi
waktu ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Biasanya pada suatu waktu
dalam perusahaan tidak hanya dilaksanakan satu macam kegiatan, melainkan beberapa
kegiatan. Masing-masing kegiatan
tersebut mulai dan berakhirnya tidak bersamaan
Proyek
(kegiatan)
|
X – 2
1982
|
X – 1
1983
|
X
1984
|
x + 1
1985
|
X + 2
1986
|
X + 3
1987
|
X + 4
1988
|
I
II
III
IV
|
} Anggaran
yang berjalan hanya menyangkut proyek I dan II, yang disebut proyek efektif,
sedangkan proyek III dan IV disebut proyek tentatif atau proyek menurut rencana
yang sudah dimiliki.
} Dengan
melihat periode waktu seperti contoh di atas maka anggaran dpt
dikelompokkan menjadi:
- Jenis anggaran jangka pendek:
1984 ( tahun yang sedang
berjalan) & 1985 (terdiri dari proyek I, II, dan III)
- Jenis anggaran jangka panjang:
meliputi keempat proyek tersebut
secara keseluruhan (1982 sampai dengan 1988
Dengan melihat futuristic daripada anggaran , maka pada dasarnya dapat
dikelompokkan sebagai project planning dan periodic planning
Project planning menentukan
jenis-jenis proyek selama periode anggaran yang bersangkutan
Periodic planning menentukan pentahapan dari pelaksanaan
masing-masing proyek.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijaksanaan Manajer Dalam Perencanaan, antara lain :
1). Produk
2). Pasar
3). Kebijaksanaan Distribusi
4). Rencana Produksi
5). Rencana Penelitian dan Pengembangan
6). Organisasi
7). Finansial
1). Produk
Kebijaksanaan manajemen dalam perencanaan, harus memperhatikan hal-hal
yang dihasilkan seperti :
-
Trend penjualan
-
Harga produk
-
Diversifikasi
produk
-
Kualitas produk
-
Desain produk
-
Style produk
-
Identitas produk
seperti : brand name, trade mark, bungkus, dan lain-lain
2). Pasar
Berhasil suatu produk dipasarkan tergantung pada sifat produk itu
sendiri, harga produk, dan kebijaksanaan dalam pemilihan metode penjualan dan
distribusi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
-
Data tentang konsumen (siapa pembeli, lokasi, dan
lain-lain)
-
Potensi pasar
-
Kebiasaan membeli dari konsumen
-
Sifat persaingan yang dihadapi
3). Program
Distribusi
Setelah memperhitungkan faktor produk dan pasar, business
manager juga perlu memperhitungkan pasar tersebut seperti :
-
Memilih dan
melatih para salesman
-
Memilih saluran distribusi yang paling tepat dan metode
penjualannya
-
Memilih media
promosi dan advertensi
-
menentukan
kebijaksanaan harga dan lain-lain
4). Program
Produksi
Faktor yang berhubungan dengan produksi seperti
-
Bahan mentah dan
bahan pembantu
-
Buruh
-
lokasi pabrik
-
Layout pabrik
-
Kapasitas pabrik
-
Proses produksi
-
dll
5). Program
Penelitian dan Pengembangan
Program penelitian dan pengembangan suatu perusahaan ikut
mempengaruhi rencana yang disusun oleh business manager seperti :
-
Besarnya biaya yang diperlukan untuk program penelitian
dan pengembangan
-
Ada tidaknya korelasi antara kegiatan penelitian dengan
tingkat penjualan
-
Manfaat yang akan dipengaruhi dari program tersebut dan
sebagainya
6).
Organisasi
Hal-hal yang berhubungan dengan organisasi yang perlu
diperhatikan antara lain :
-
Organisasi chart
( struktur organisasi)
-
Penempatan
individu-individu yang tepat pada masing-masing jabatan
-
Koordinasi
antara masing-masing fungsi dalam organisasi
7). Financial
Faktor ini dapat dikatakan sebagai faktor yang paling dominan
pengaruhnya terhadap perencanaan yang disusun oleh business manager, seperti :
-
Sumber modal kerja
-
Return yang
dikehendaki dari investasi
-
Tingkat
perputaran yang dikehendaki
MANFAAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN
DAN PENGAWASAN
Anggaran sebagai
alat manajemen untuk keperluan perencanaan dan pengawasan mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan ini diukur dari segi manfaat
yang ingin diperoleh dari penggunaan sistem itu di dalam pelaksanaannya.Semakin
banyak dan rumit manfaat yang dituju, semakin banyak persyaratan yang dituntut
di dalam persiapan dan penyusunannya
Persyaratan yang
dimaksud meliputi :
- Jenis dan mutu data yang dapat disediakan
- Sistem akuntansi keuangan dan akntansi biaya yang digunakan (ekstra atau intra komtabel)
- Sikap manajemen di dalam menanggapi adanya pengubahan biaya dan harga-harga
Tingkat
kewenangan yang diberikan pimpinan pada bawahannya untuk mengubah anggaran
Manfaat dan Ciri-Ciri Anggaran
Manfaat Yang Ingin Diperoleh
|
Ciri Akuntansi
|
Ciri-Ciri Anggaran
|
|
1.
Anggaran
sebagai “alat penaksir”
2.
Anggaran
sebagai “plafon” dan sekaligus “alat pengatur otoritasi” pengeluaran dana
atau kas
|
Ektra Komtabel
a.
Ekstra
komtabel
b. Intra
komtabel
|
1.1 Anggaran bersifat statis
1.2 Tidak ada rekening selisish biaya
1.3 Analisa penyimpangan biaya dilakukan
di luar sistem akuntansi
2.a.1 Anggaran bersifat statis
2.a.2 Diberi peluang kemungkinan
pengalihan pos biaya
2.a.3 Perlu alat monitor untuk
mengetahui pengeluaran dana yang sudah terjadi
2.a.4 Analisa penyimpanan biaya
dilakukan di luar sistem akuntansi
2.b.1 Anggaran bersifat dinamis
2.b.2 Biaya perlu berkorelasi dengan penghasilan penjualan / tingkat
produksi
2.b.3
Adanya rekening selisih biaya sebagai dasar analisa variance
|
3. Anggaran sebagai
“pengukur efisiensi”
|
Intra Komtabel
|
2.b.3 Adanya rekening
selisih biaya sebagai dasar analisa variance
2.b.4 Perlu adanya
monitoring pengeluaran dana / kas
3.1 Anggaran bersifat
dinamais
3.2 Perhitungan anggaran
atas dasar angka standar
3.3 Biaya berkorelasi
dengan penghasilan penjualan /produksi
3.4 Adanya rekening
selisih biaya sebagai dasar analisa
variance
3.5 Perlunya monitoring
pengeluaran kas/dana
3.6 Dapat dilakukan
analisa variance secara valid
|
} Pemilihan
manfaat anggaran harus mempertimbangkan ciri-ciri industri dan persaingan yang
dihadapi perusahaan serta pengaruh ciri-ciri tersebut terhadap sifat
anggarannya, ciri-ciri yang dimaksud antara lain :
- Sifat persaingan
- Sifat penjualan produk perusahaan
- Sifat proses produksinya
- Tingkat pemanfaatan kapasitas yang ada
Ciri-ciri
industri serta persaingan di atas akan sangat berpengaruh terhadap
- Pemilihan segmen pasar dan jenis pembeli yang menjadi sasaran pemasaran hasil produksi
- Kebijaksanaan terhadap mutu produk, harga serta pelayanan pada pembeli
- Pilihan kebijaksanaan product mix
- Pemeliharaan kondisi mesin sehingga selalu siap berproduksi sepanjang tahun
- Program-program penelitian dan pengembangan yang diperlukan untuk memelihara kemampuan bersaing.
Ilustrasi cara pemilihan manfaat anggaran
Contoh1: Perusahaan Tegel “Diamond” (Produsen
tegel berbagai jenis)
Faktor relevan
yang perlu dipertimbangkan :
- Perusahaan ini menghasilkan beberapa jenis tegel dengan warna abu-abu, tegel berwarna dan tegel teraso, dengan ukuran 20 x 20 cm, 30 x 30 cm, dan 40 x 40 cm.
- Produksinya 50 % atas dasar pesanan dan 50 % untuk pasar (dalam bentuk persediaan siap jual)
- Memiliki data pemakaian standar untuk bahan baku dan bahan penolong masing-masing jenis tegel yang dibuat.
- Harga jual tertentu untuk setiap jenis produk dengan kemungkinan pemberian potongan karena perbedaan jumlah pembelian ataupun cara pembayaran.
- Tingkat penjualan terpengaruh oleh musim dari termin anggaran proyek-poyek pemerintah
- Jumlah modal kerja yang terbatas
- Persaingan cukup kuat, terutama karena perbedaan mutu produksi dan kecepatan pelayanan
- Sistem akuntansi masih sangat sederhana, mencatat dan apa adanya.
} Pilihan
manfaat anggaran : anggaran sebagai plafon biaya dengan prosedur anggaran
fleksibel / continous.
} Anggaran
ini disusun dengan mekanisme sebagai berikut :
- Ditentukan sasaran penjualan untuk setahun neraca garis besar saja
- Anggaran tahunan diperinci dalam anggaran bulanan.
- Dipilh prosedur kontinues yang direvisi setiap bulan untuk disesuaikan dengan pesanan yang masuk dan minat pembeli yang dimonitor dari waktu ke waktu.
- Anggaran penjualan yang disusun oleh bagian penjualan diserahkan kepada bagian produksi untuk dihitung biaya-biayanya.
- Ditentukan plafon biaya untuk setiap bulan sesuai dengan rencana produksinya.
} Contoh
2 : Perusahaan Bumper Mega Steel (Produsen
bumper mobil)
} Faktor relevan yang perlu dipertimbangkan :
1. Penjualan 100 % berdasarkan pesanan yang datang dari
beberapa perusahaan karoseri langganannya. Setiap bulan disusun rencana
penjualan berdasarkan pesanan yang masuk.
2. Penjualan dilakukan secara kredit dengan jangka waktu satu
bulan.
3. Bahan baku lempengan besi dibeli dari luar kota, sehingga
pembelian harus dilakukan secara cermat agar kelancaran proses produksi tidak
terganggu. Pembelian bahan secara kredit untuk jangka waktu tiga bulan.
4. Mengingat jumlah mesin (mesin press dan mesin roil)
masing-masing hanya sebuah, maka bagian maintenance harus selalu menjaga agar
mesin dalam kondisi baik dan siap dipergunakan.
5. Salah satu faktor penentu untuk hasil produksi adalah
untuk verchrome yang belum mampu dikerjakan sendiri. Oleh karena itu pemilihan
perusahaan verchrome yang diserahi tugas ini harus dilakukan secara cermat dan
diawasi dari waktu ke waktu.
6. Sistem akuntansinya bersifat ekstra konstabel, sudah
menggunakan rekening dan sudah ada pengelompokan biaya .
7. Besarnya persediaan komponen-komponen bumper ditentukan
untuk jangka kebutuhan satu bulan
8. Penentuan harga
jual didasarkan atas metode cost-plus
} Manfaat
anggaran yang dipilih : anggaran sebagai plafon biaya yang sifatnya fixed dan
alat pengukur otoritas uang keluar.
} Dengan
ciri-ciri anggaran sebagai berikut :
- Bagian pemasaran memberikan informasi tentang order penjualan yang masuk setiap bulan kepada bagian produksi
- Bagian produksi menyusun anggaran secara fisik.
- Anggaran secara fisik diserahkan pada bagian akuntansi dan keuangan untuk dihitung biaya-biayanya dan keuntungan yang dapat diharpkan.
- Anggaran ini kemudian diserahkan pada pimpinan untuk disyahkan.
} Contoh 3 : Perusahaan Kopi Bubuk Loji Rejo
(Produsen kopi bubuk)
} Faktor
Relevan yang perlu dipertimbangkan :
1. Pembelian biji kopi berasal dari luar daerah yang hanya
tersedia pada saat panen kopi. Karena perusahaan kopi biji harus memadai agar
proses produksi tidak terganggu
2. Harga jual ditentukan atas dasar metode cost plus, dalam
hal ini perusahaan lebih mengutamakan ongkos hasil produksinya, dan tidak
terlalu tergantung pada harga jual produk pesaing.
3. Cara penjualan yang dilakukan sebagian tunai, sebagian
lagi kredit, tergantung pada besar kecilnya pembelian serta langganan dan bukan
langganan. Harga penjualan sam untuk setiap
4. Saluran distribusi
yang digunakan :
-
Untuk luar kota
: produsen – agen – pengecer – konsumen
-
Untuk dalam kota
: produsen – pengecer- konsumen
5. Strategi pemasaran menekankan pada mutu kopi yang baik,
harga wajar, pelayanan yang cepat.
- Melakukan promosi penjualan secara teratur, lewat iklan bioskop dan surat kabar, kalender ,stiker, spanduk, pemberian macam-macam hadiah.
- Untuk menjamin kontinuitas produksi serta mutu produksi perusahaan menjaga persediaan biji kopi dalam jumlah yang memadai.
Perusahaan
menjual kopi dengan berbagai merek untuk membedakan mutu masing-masing. Setiap
merek mempunyai komposisi kopi yang berbeda sesuai mutu yang telah ditentukan
sebelumnya
} Manfaat
anggaran yang dipilih : anggaran hanya sebagai alat penaksir besarnya
penghasilan, biaya dan keuntungan.
} Anggaran
yang disusun mempunyai ciri-ciri
- Anggaran tahunan yang diperinci ke dalam kegiatan triwulan dan bulanan untuk triwulan yang berjalan.
- Anggaran ini merupakan anggaran fixed, yang tidak akan diubah selama setahun
- Penyimpangan-penyimpangan hanya akan dianalisa pada akhir tahun dengan membandingkan antara data akuntansi dengan data anggaran.
Contoh 4 : Perusahaan Botol Gelas Indonesia
(produsen botol dari gelas untuk berbagai perusahaan lain)
Faktor Relevan
yang dihadapi perusahaan :
- Menghasilkan botol berbagai ukuran, warna botol dan bentuk botol , khususnya untuk industri makanan dan minuman , industri farmasi, industri kosmetik. Dengan demikian pembeli botol ini adalah pembeli industri.
- Sifat penjualan dan produksinya hampir seluruhnya dari kontrak pembelian / pesanan jangka panjang dengan persyaratan-persyaratan yang telah disepakaiti sebelumnya
- Menghadapi persaingan yang bersifat ologopolistie, yaitu adanya beberapa perusahaan botol gelas besar yang dominan, disamping beberapa pengusaha lain yang relatif kecil.
- Rencana produksi didominir oleh pemesan-pemesan botol dalam jumlah besar dengan persyaratan teknis yang ketat , di samping adanya pembeli keci dengan persyaratan yang lemah. Hal ini berakibat perlunya menjaga mutu hasil produksi secara terus menerus utk dapat memelihara hubungan baik dengan segmen pasar yang dominan.
- Kegaiatan produksi yang dijalankan setahun penuh 24 jam sehari, hal ini perlu perencanaan cermat tanpa pengubahan yang mendadak
- Kapasitas produksi dan kemampuan pembelanjaan yang terbatas dan dihadapkan pada permintaan pasar yang terus berkembang
7. Telah dimilikinya beberapa angka standar dalam penentuan
harga pokok produksi masing-masing jenis botol.
8. Telah dilaksanakannya sistem akuntansi keuangan secara
mapan dan baik, meskipun masih bersifat extra komtabel
9. Telah melaksanakan sistem anggaran sebagai alat pengukur
otorisasi dan plafon biaya selama beberapa tahun
10. Perusahaan sedang dalam proses untuk :
a.
Menyempurnakan sistem akuntansi keuangan yang
betul-betul mencerminkan responsibility
accounting (akuntansi pertanggung jawaban ) yang bersifat intra komtabel
b.
Sedang menyusun sistem akuntansi sehingga mampu
menghitung harga pokok produksi msing-masing botol secara tepat
c.
Sedang menyusun pedoman cara penganggaran yang lebih
baik dan disesuaikan dengan struktur organisasi yang baru saja dirombak.
d.
Lebih menyempurnakan lagi perhitungan biaya standar
utk berbagai ilmu biaya .
} Manfaat
anggaran yang dipilih : Anggaran sebagai alat penilaian efisiensi
} Dengan
ciri-ciri sebagai berikut :
- Anggaran disusun untuk jangka waktu satu tahun, dibagi dalam triwulan dan bulanan untuk triwulan berjalan,
- Dimungkinkan untuk mengubah anggaran bilamana perhitungan standar memang diubah
- Dilakukan koordinasi yang sangat erat, bilamana perlu dilakukan kontak harian, antara departemen pemasaran dengan departemen produksi untuk memungkinkan pemanfaatan kapasitas yang ada semaksimal mungkin sesuai dengan tuntutan para pemesan botol dengan kerugian-kerugian teknis sekecil mungkin.
- Dilakukannya evaluasi pelaksanaan anggaran secara bulanan dengan cara membandingkannya dengan laporan akuntansi yang juga disusun secara bulanan.
} Dengan
berbagai ilustrasi di atas, dapat kita amati bahwa Anggaran tidak selalu
mengambil jangka waktu tahunan, hal itu tergantung pada derajad ketidakpastian
yang dihadapi perusahaan .
- Manfaat yang maksimal yang dapat diperoleh dari anggaran sebagai alat manajemen ternyata membutuhkan persyaratan yang berat yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh setiap perusahaan. Perusahaan dengan jumlah dan mutu informasi yang kurang memadai harus cukup puas dengan anggaran sebagai alat penaksir saja
- Pemilihan prosedur anggaran fixed ataupun continues ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh ketepatan informasi yang dapat diperoleh, tetapi juga oleh cara-cara penjualan yang dipergunakan
STRUKTUR ORGANISASI
& PENGANGGARAN BIAYA
Anggaran sebagai
alat manajemen berfungsi merencanakan dan mengawasi keuntungan. Cara menghitung
keuntungan dari segi akuntansi maupun dari segi anggaran tidak berbeda, baik
dari segi formal maupun pendekatannya. Namum dari segi anggaran biaya
memerlukan perhatian khusus. Hal itu disebabkan karena beberapa hal :
- Satu item biaya
- Pusat anggaran bertanggung jawab atas berbagai item biaya
Pentingnya struktur organisasi dalam
penganggaran biaya
Struktur organisasi
mencerminkan :
- Pembagian tugas operasional pemasaran, produksi, keuangan dan administrasi ke dalam berbagai jabatan yang dibentuk oleh perusahaan itu
- Pembagian wewenang dan tanggung jawab masing-masing pejabat sesuai hirarki-nya
- Hubungan komando dan koordinasi antara berbagai jabatan / posisi yang ada dalam organisasi itu
Penganggaran
biaya menunjukkan proses tentang bagaimana
menentukan siapa yang harus bertanggung jawab atas jenis biaya tertentu.
Perbedaan Penganggaran Biaya dan Pemanfaatan
Biaya :
} Penganggaran
biaya lebih dititikberatkan pada penanggung jawab dikeluarkannya sesuatu biaya
} Sedang
pemanfaatan biaya merupakan proses akuntansi untuk membebankan biaya dari
sesuatu pusat biaya kepada produk biaya kepada produk akhir ataupun dari satu
pusat biaya lain yang telah memanfaatkan jasa yang dihasilkan oleh pusat biaya
yang pertama
Contoh : pada
perusahaan rokok kretek
a. Biaya bahan baku
Bahan baku tembakau dan cengkeh pada
perusahaan kretek : seksi pencampuran bertindak sebagai pusat anggaran bahan
baku tersebut.
b. Bahan
penolong
Rokok cengkeh membutuhkan berbagai jenis bahan penolong. Pusat anggaran
seksi percampuran bertanggung jawab atas bahan penolong jenis saus &
essence untuk menentukan aroma kretek. Sedang seksi pelintingan bertanggung
jawab atas bahan penolong jenis kertas sigaret. Oleh karena itu seksi
pencampuran menjadi pusat anggaran dan seksi pelintingan menjadi pusat anggaran
kertas.
c. Biaya
pemeliharaan dan perbaikan mesin
Seperti tenaga montir / mekanik mesin, suku cadang yang digunakan dalam
perbaikan mesin, minyak pelumas mesin dan sebagainya. Sebagai pusat anggaran
untuk jenis biaya ini adalah seksi bengkel. Namun yang memperleh manfaat akhir
dari jasa bengkel adalah seksi pencampuran dan perajangan, seksi pelinting, dan
seksi pembungkusan.
Dengan demikian ketiga seksi tersebut nantinya harus menanggung beban
biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin. Jenis biaya ini akan dialokasikan
ketiga seksi tsb sesuai penggunaan masing-masing seksi yang bersangkutan
} Dengan
contoh di atas jelas bahwa tanggung jawab penganggaran biaya tidak menggunakan
aspek pemanfaatan biaya sebagai titik tolaknya.
Contoh Kasus : Perusahaan Kopi Bubuk Lodji
Redjo
Hal –hal yang
patut diketahui dari perusahaan ini antara lain :
- Perusahaan menghasilkan satu macam produk (kopi bubuk) dari berbagai mutu.
- Perusahaan berproduksi untuk pasar
- Semua tenaga kerja ( pabrik dan non pabrik) diurusi di bawah satu tangan yakni seksi personalia yang mengurusi baik gaji, asuransi tenaga kerja, jaminan kesehatan serta tunjangan semua jenis tenaga kerja.
- Semua tenaga kerja adalah tenaga yang digaji
- Bagian pemeliharaan juga mengurusi semua urusan pemeliharaan-pemeliharaan perbaikan mesin, kendaraan dan gedung/gudang.
- Manajer Administrasi dan kemungkinan juga menghitung semua biaya penyusutan dari seluruh aktiva tetap yang dimiliki
Organisasi
perusahaan ini terbagi ke dalam 19 pusat angaran seperti yang terlihat pada
bagan organisasi di bawah ini :
Dari struktur
organisasi ini dapat dilihat bahwa perusahaan dipimpin oleh seorang Direktur
(1) yang juga menjadi pemilik perusahaan. Direktur mempunyai sekretaris (3) dan
di dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang Wakil Direktur (2). Kegiatan
operasi dibagi dalam tiga Departemen, Departemen Produksi(4), Departemen
Pemasaran(5),dan Departemen Administrasi dan Umum (6). Masing-masing Departemen
dibagi dalam tiga sampai enam seksi yang seluruhnya ada 13 seksi (no.7 sampai
dengan 19). Dengan demikian di dalam Perusahaan Kopi Bubuk Lodjie Redjo ini,
seluruhnya terdapat sembilan belas pusat anggaran.
Masing-masing
pusat anggaran bertanggung jawab atas jenis biaya tertentu. Jenis biaya ini
dikelompokkan dalam delapan kelompok biaya yakni:
- Kelompok biaya Bahan Baku
- Kelompok biaya Bahan Penolong
- Kelompok biaya Tenaga Kerja
- Kelompok biaya Bahan Bakar
- Kelompok biaya Kesejahteraan Karyawan
- Kelompok biaya Pemeliharaan
- Kelompok biaya Depresiasi
- Kelompok biaya lain-lain
MEKANISME PENYUSUNAN
DAN RELEVANSI ANGGARAN
DAN RELEVANSI ANGGARAN
Fungsi perencanaan adalah untuk menjamin
tercapainya tujuan yang telah ditentukan.Tujuan ataupun sasaran yang ingin
dicapai oleh perusahaan dapat digolongkan ke dalam tujuan yang sifatnya umum
dan tujuan yang khusus.
Tujuan umum menyangkut :
- Ekonomis Finansial
- Konsumen
- Pemilik modal
Tujuan khusus menyangkut :
- Produk
- Luas daerah pemasaran yang ingin dicapai, nasional atau regional
- Market share yang ingin dimiliki
- Return on Investmen tertentu
Mekanisme
Penyusunan Anggaran
Dalam garis
besarnya mekanisme penyusunan anggaran berjalan pararel dengan pembagian
wewenang dan tanggung jawab operasional yang tercermin dalam bagan organisasi
perusahaan.
Keanggotaan dari Komisi Anggaran
meliputi :
1. Salah seorang
Anggota Direksi
2. Manajer
Pemasaran
3. Manajer
Produksi
4. Manajer
Keuangan
5. Manajer Bagian
Umum
Fungsi
Anggaran Bagi Perusahaan
Relavansi utama dari
business budgeting adalah dapat ditentukannya kegiata-kegiatan yang paling
profitable yang akan dilakukan.
Relevansi yang
lain adalah membantu manajemen dalam mengelola perusahaan terutama dalam
pengambilan keputusan, meliputi :
-
Bidang
Perencanaan
-
Bidang
Koordinasi
-
Bidang
Pengawasan
Bidang
Perencanaan :
- Mendasarkankegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian.
- Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah / kegiatan yang paling menguntungkan.
- Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan (policies) perusahaan.
- Menentukan tujuan-tujuan perusahaan.
- Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia.
- Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif
Bidang
Koordinasi :
1. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan
perusahaan.
2 .Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend dalam
dunia usaha.
3. Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang
menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan.
4. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi.
Bidang
Pengawasan :
1
Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan
pengeluaran-pengeluaran.
2.Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan.
Kelemahan-Kelemahan
Anggaran
- Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi penjualan, kapasitas produksi dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.
- Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan sungguh-sungguh.
- Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantkannya.
- Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.
ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran produksi merupakan alat untuk merencanakan, mengkoordinir,
kegiatan-kegiatan produksi dan mengontrol kegiatan-kegiatan tersebut.
Anggaran produksi dalam arti sempit adalah suatu perencanaan tingkat atau
volume barang yang harus diproduksi oleh perusahaan agar sesuai dengan volume
atau tingkat penjualan yang telah direncanakan.
Perencanaan produksi mencakup masalah-masalah yang bersangkutan dengan
penentuan :
1. Tingkat
produksi
2. Kebutuhan
fasilitas-fasilitas produksi
3. Tingkat
persediaan barang jadi
Tujuan
Penyusunan Anggaran Produksi
1. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang
dapat disediakan sesuai dengan yang telah direncanakan.
2. Menjaga
tingkat persediaan yang memadai, artinya tingkat persediaan yang tidak terlalu
besar, tidak pula terlalu kecil. Prinsip manajemen produksi menyatakan bahwa
tingkat persediaan yang terlalu besar mengakibatkan meningkatnya biaya-biaya
dan resiko-resiko yang menjadi beban perusahaan.
3. Mengatur
produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya produksi barang yang dihasilkan
akan seminimal mungkin.
Penyusunan
Anggaran Produksi
Langkah
– langkah utama yang dilakukan dalam rangka menyusun anggaran produksi dan
pelaksanaannya :
1. Tahap
Perencanaan
a. Menentukan
periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam penyusunan bagian produksi.
b. Menentukan
jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.
2. Tahap
Pelaksanaan
a. Menentukan
kapan barang diprodusir
b. Menentukan
dimana barang akan diprodusir
c. Menentukan
urut-urutan proses produksi
d. Menentukan
standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi
e. Menyusun
program tentang penggunaan bahan mentah, buruh, service dan peralatan.
f. Menyusun
standar biaya produksi
g. Membuat
perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan
Secara
garis besar anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus umum sebagai
berikut :
Tingkat
penjualan (dari anggaran penjualan)…………………………………… XX
Tingkat
persediaan akhir ……………………………… ………………………
XX
---------------------------------------------------------------------------------------------- +
Jumlah…………………………………………………… …………………….. XX
Tingkat
persediaan awal…………………………………… …………………..
XX
----------------------------------------------------------------------------------------------- -
Tingkat
Produksi………………………………………………………… …….. XX
Misalnya
:
Diharapkan
bahwa 60 unit barang A akan berada di tangan perusahaan pada periode nanti.
Penjualan selama 1 periode direncanakan 100 unit. Sedangkan persediaan akhir
diperkirakang 40 unit.
Sehingga
perusahaan harus memproduksi barang A sebanyak 80 unit, dengan perhitungan
sebagai berikut :
Penjualan 100 unit
Persediaan
akhir 40 unit
Kebutuhan 140 unit
Persediaan
awal 60 unit
Produksi 80 unit
Pada
tahap pelaksanaan terdapat langkah yang menentukan kapan barang akan diproduksi
oleh perusahaan, dalam menentukan kapan suatu barang akan diproduksi, terlebih
dahulu diperkirakan ;
1. Lamanya
proses produksi, yakni jangka waktu yang diperlukan untuk memproses bahan
mentah menjadi barang jadi.
2. Jumlah
barang yang akan dihasilkan selama satu periode, dengan melihat kembali
anggaran penjualan.
Dalam
menentukann atau memperkirakan jangka waktu produksi dan jumlah barang yang
akan dihasilkan, beberapa faktor harus dipertimbangkan, faktor-faktor tersebut
meliputi :
-
Fasilitas pabrik
-
Fasilitas pergudangan
-
Stabilitas tenaga kerja
-
Stabilitas bahan mentah
-
Modal yang digunakan.
Menyusun
Anggaran Produksi
a.
Mengutamakan
Stabilitas Produksi
Contoh :
Rencana penjualan selama 1 tahun
(1984) pada PT. “Kahuripan” adalah sebagai berikut :
Bulan
|
Tingkat penjualan
|
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
|
1.500 unit
1.600 unit
1.600
unit
1.400 unit
1.200
unit
1.000 unit
700
unit
600
unit
900
unit
1.100 unit
1.200 unit
1.400 unit
|
|
14.200 unit
|
Sedangkan
perkiraan tingkat persediaan adalah :
-
Persediaan awal tahun = 2.000 unit
-
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit
Dari data di
atas budget produksi yang mengutamakan stabilitas produksi dapat disusun,
dengan urut-urutan sebagai berikut :
-
Penjualan 1 tahun = 14.200 unit
-
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit
+
Kebutuhan 1 tahun = 15.700 unit
Persediaan awal tahun = 2000 unit -
Jumlah yang harus diproduksi = 13.700 unit
Pengalokasian
tingkat produksi setiap bulan dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Membagi
tingkat produksi per tahun dengan 12, dimana hasil bagi tersebut langsung
dipakai sebagai tingkat produksi per bulannya sehingga :
Produksi selama 1 tahun = 13.700 unit
Produksi per bulan = unit
2. Membagi
tingkat produksi per tahun sedemikian rupa sehingga dihasilkan
bilangan-bilangan bulat dan mudah untuk dilaksanakan secara tepat. Kelebihan
hasil pembagian dialokasikan ke bulan-bulan dimana tingkat penjualannya tinggi,
sehingga :
Karena produksi per bulan 1.141,67
unit dibulatkan 1.100 unit, maka kekurangannya adalah 13.700 – (12 x 1.100) =
500 unit.
Kekurangan 500 unit dialokasikan
kepada bulan-bulan dimana tingkat penjualannya tertinggi, yakni :
-
Januari dengan tingkat penjualan 1.500 unit
-
Februari dengan tingkat penjualan 1.600 unit
-
Maret dengan tingkat penjualan 1.600 unit
-
April dengan tingkat penjualan 1.400 unit
-
Desember dengan tingkat penjualan 1.400 unit
Sehingga
kelima bulan tersebut masing-masing akan mendapatkan tambahan sebanyak :
unit = 100 unit.
Dengan
demikian secara keseluruhan adalah :
-
5 bulan masing-masing (1.100 + 100)
unit = 6.000 unit
-
7 bulan masing-masing 1.100 unit = 7.700 unit
Jumlah
= 13.700 unit
PT.
KAHURIPAN
Anggaran
Produksi
Tahun
1984
Keterangan
|
Bulan
|
Jumlah
(1
tahun)
|
|||||||||||
Jan
|
Feb
|
Mar
|
Aprl
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agst
|
Sept
|
Okt
|
Nov
|
Des
|
||
Renc
Penj
Ditambah
Persediaan
akhir
Jumlah
Dikurangi
Persediaan
Awal
Tingkat Produksi
|
1.500
1.700
|
1.600
1.300
|
1.600
900
|
1400
700
|
1.200
600
|
1.000
700
|
700
1.100
|
600
1.600
|
900
1.800
|
1.100
1.800
|
1.200
1.700
|
1.400
1.500
|
14.200
1.500
|
3.200
2.000
|
2.900
1.700
|
2.500
1.300
|
2.100
900
|
1.800
700
|
1.700
600
|
1.800
700
|
2.200
1.100
|
2.700
1.600
|
2.900
1.800
|
2.900
1.800
|
2.900
1.700
|
15.700
2.000
|
|
1.200
|
1.200
|
1.200
|
1.200
|
1.100
|
1.100
|
1.100
|
1.100
|
1.100
|
1.100
|
1.100
|
1.200
|
13.700
|
b.
Mengutamakan
Pengendalian Persediaan
Penyusunan
budget produksi yang mengutamakan pengendalian tingkat persediaan terlebih
dahulu ditentukan perkiraan besarnya persediaan awal dan akhir tahun untuk
mendapatkan tingkat persediaan yang perlu dari bulan ke bulan dapat dilakukan
dengan 2 cara yakni :
1. Selisih
antara persediaan awal dan akhir tahun dibagi dengan 12. Kelemahan cara ini
juga berupa sering ditemukannya bilangan-bilangan yang tidak bulat sehingga
sukar untuk dilaksanakan dengan tepat
Contoh :
Persediaan awal tahun =
2.000 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit
Selisih
500 unit
Selisih tersebut dibagi dengan 12
sehingga alokasi per bulannya =
unit = 41,67 unit
2. Selisih
antara persediaan awal dan akhir tahun dibagi dengan suatu bilangan tertentu
sehingga dihasilkan suatu bilangan bulat dan mudah dilaksanakan dengan tepat.
Contoh :
Persediaan awal tahun =
2.000 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit
Selisih 500 unit
Agar didapatkan hasil bagi yang
bulat dan mudah dilaksanakan maka 500 unit dibagi dengan 5 sehingga :
unit = 100 unit, yang
kemudian dialokasikan dari bulan januari sampai bulan mei. Pengalokasian ini
pada dasarnya terserah pada kebijaksanaan perusahaan atau pembuatan anggaran
PT.
KAHURIPAN
Anggaran
Produksi
Tahun
1984
Keterangan
|
Bulan
|
Jumlah
(1
tahun)
|
|||||||||||
Jan
|
Feb
|
Mar
|
Aprl
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agst
|
Sept
|
Okt
|
Nov
|
Des
|
||
Renc
Penj
Ditambah
Persediaan
akhir
Jumlah
Dikurangi
Persediaan
Awal
Tingkat Produksi
|
1.500
1.900
|
1.600
1.800
|
1.600
1.700
|
1.400
1.600
|
1.200
1.500
|
1.000
1.500
|
700
1.500
|
600
1.500
|
900
1.500
|
1.100
1.500
|
1.200
1.500
|
1.400
1.500
|
14.200
1.500
|
3.400
2.000
|
3.400
1.900
|
3.300
1.800
|
3.000
1.700
|
2.700
1.600
|
2.500
1.500
|
2.200
1.500
|
2.100
1.500
|
2.400
1.500
|
2.600
1.500
|
2.700
1.500
|
2.900
1.500
|
15.700
2.000
|
|
1.400
|
1.500
|
1.500
|
1.300
|
1.100
|
1.000
|
700
|
600
|
900
|
1.100
|
1.200
|
1.400
|
13.700
|
c.
Cara
kombinasi dimana baik tingkat persediaan maupun tingkat produksi sama-sama
berfluktuasi pada batas-batas tertentu
Pada cara ini, tingkat produksi maupun tingkat
persediaan “dibiarkan” berubah-ubah. Meskipun tetap diusahakan agar terjadi
keseimbangan yang optimum antara tingkat penjualan, persediaan, dan produksi.
Dalam
beberapa situasi, manajemen dapat mengambil kebijaksanaan seperti :
-
Tingkat produksi tidak boleh
berfluktuasi lebih dari 15 % di atas atau di bawah rata-rata bulanan
(seperduabelas dari tingkat produksi per tahun)
-
Tingkat persediaan tidak boleh lebih
dari 1.600 unit dan tidak boleh kurang dari separonya persediaan maksimal.
-
Produksi bulan Juli-Agustus- September
boleh dikurangi 30 % dari tingkat produksi normal.
PT.
KAHURIPAN
Anggaran
Produksi
Tahun
1984
Keterangan
|
Bulan
|
Jumlah
(1
tahun)
|
|||||||||||
Jan
|
Feb
|
Mar
|
Aprl
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agst
|
Sept
|
Okt
|
Nov
|
Des
|
||
Penjualan
Ditambah
Persediaan
akhir
Jumlah
Dikurangi
Persediaan
Awal
Tingkat Produksi
|
1.500
1.600
|
1.600
1.300
|
1.600
1.000
|
1400
900
|
1.200
950
|
1.000
1.20
0
|
700
1.305
|
600
1.510
|
900
1.415
|
1.100
1.565
|
1.200
1.600
|
1.400
1.500
|
14.200
1.500
|
3.100
2.000
|
2.900
1.600
|
2.600
1.300
|
2.300
1.000
|
2.150
900
|
2.200
950
|
2.005
1.200
|
2.110
1.305
|
2.315
1.510
|
2.665
1.415
|
2.800
1.565
|
2.900
1.600
|
15.700
2.000
|
|
1.100
|
1.300
|
1.300
|
1.300
|
1.250
|
1.250
|
805
|
805
|
805
|
1.250
|
1.235
|
1.300
|
13.700
|
-
Contoh
:
Penyusunan
Anggaran Produksi
(Kasus
: Pabrik Rokok “Kencana” Surakarta)
Bagian
produksi pada pabrik Rokok kencana ini membawahi beberapa sub bagian , yakni :
1. Gudang
bahan mentah dan barang jadi
2. Perajangan
tembakau
3. Perajangan
cengkeh
4. Pengadukan
(Pencampuran)
5. Tukang
linting rokok
6. Tukang
potong / gunting rokok
7. Tukang
longsong rokok
8. Tukang
pak rokok
9. Lain-lain
Urut-urutan
proses pembuatan roko pada pabrik ini adalah sebagai berikut :
1. Tembakau
dan cengkeh dirajang
2. Diaduk
sampai rata dan disemprot dengan saus tembakau
3. Digulung
(dilinting)
4. Diopen
selama 1 hari
5. Dibungkus
(pak)
Dalam proses
pengepakan/pembungkusan dijabarkan sebagai berikut :
Bungkus
|
Pres
|
Bal
|
12
batang
10
batang
3
batang
|
20
bungkus = 240 batang
20
bungkus = 200 batang
20
bungkus = 60 batang
|
10
pres = 2.400 batang
10
pres = 2.000 batang
10
pres = 600 batang
|
Dalam menyusun
Anggaran Produksi, dipakai data sebagai berikut :
a. Tingkat
persediaan tahun 1982
Persediaan awal = 3.918 bal
Persediaan akhir = 5.879 bal
b. Volume
Penjualan 1982 = 381.648 bal
c. Volume
penjualan (dari Budget Penjualan) tahun 1983 = 365.359 bal.
Perusahaan rokok
kencana mengambil kebijaksanaan untuk menyesuaikan tingkat persediaan setiap
jenis rokok sesuai dengan proporsinya dalam penjualan yakni ;
Rokok @ 12 batang = 6 %
Rokok @ 10 batang = 92 %
Rokok @ 3 batang =
2 %
Penjualan
masing-masing jenis rokok setiap kuartal ;
Kuartal I
Rokok isi 12 batang = 4.457 bal
Rokok isi 10 batang = 68.335 bal
Rokok isi 3 batang =
1.485 bal
Kuartal II
Rokok isi 12 batang = 5.686 bal
Rokok isi 10 batang = 87.192 bal
Rokok isi 3 batang =
1.896 bal
Kuartal III
Rokok isi 12 batang = 6.237 bal
Rokok isi 10 batang = 95.629 bal
Rokok isi 3 batang =
2.079 bal
Kuartal IV
Rokok isi 12 batang = 5.542 bal
Rokok isi 10 batang = 84.974 bal
Rokok isi 3 batang = 1.847 bal
Jumlah =
92.363 bal
Berdasarkan data
di atas saudara diminta :
a.
Menentukan jumlah yang harus diproduksi
pada tahun 1984
b.
Menyusun anggaran produksi terperinci
secara kuartal untuk setiap jenis rokok yang diproduksi.
Jawaban
:
Penyesuaian
untuk menentukan besarnya persediaan rokok akhir tahun 1983 adalah dengan cara
sebagai berikut :
Tingkat persediaan rata-rata tahun
1982 =
Tingkat perputaran barang tahun
1982 =
= 78 kali
Tingkat
perputaran barang tahun 1983 dianggap sama dengan tahun 1982, sebesar 78 kali.
Sehingga ;
Tingkat persediaan rata-rata tahun
1983 adalah :
Persediaan akhir tahun 1983
(misalnya X) adalah :
X =
3.489
PERUSAHAAN
ROKOK KENCANA
Anggaran
Produksi
1983
Keterangan
|
Jumlah
(Bal)
|
Rencana
Penjualan 1983
Persediaan
akhir
Jumlah
Persediaan
awal
Produksi
|
365.359
3.489
+
368.848
5.879 -
362.969
|
Sehingga :
|
Isi
12 batang
|
Isi
10 batang
|
Isi
3 batang
|
Persediaan
awal
Persediaan
akhir
|
353
bal
209l
|
5.409 bal
3.210 bal
|
117
bal
70
bal
|
Secara lebih
terperinci, anggaran produksi pabrik Rokok Kencana dapat disusun sebagai
berikut :
PABRIK ROKOK KENCANA
Anggaran Produksi
1983
|
Isi
12 batang
(bal)
|
Isi
10 batang
(bal)
|
Isi
3 batang
(bal)
|
Keseluruhan
(bal)
|
Rencana
Penjualan
Persediaan
akhir
|
21.922
209
|
336.130
3.210
|
7.307
70
|
365.359
3.489
|
Jumlah
Persediaan
awal
|
22.131
353
|
339.340
5.409
|
7.377
117
|
368.848
5.879
|
Produksi
|
21.778
|
333.931
|
7.260
|
362.969
|
Tingkat
persediaan barang setiap kuartal dapat dihitung. Pabrik Rokok Kencana
menggunakan pendekatan stabilitas tingkat persediaan dalam penyusunan anggaran
produksinya.
Perhitungan tingkat
persediaan setiap kuartal dapat dilakukan sebagai berikut :
Persediaan akhir 1983 = 3.489 bal
Persediaan awal 1983 = 5.879 bal
Selisih = 2.390 ball
Selisih tingkat persediaan setiap
kuartal adalah :
bal
Angka ini dibulatkan dengan mencari
bilangan yang terdekat untuk dibagi 4, yakni sehingga :
Karena (597 x 4) = 2.388, maka
kelebihan atau selisih sebanyak (2.390 – 2.388) = 2 bal
Dialokasikan ke kuartal yang
penjualannya lebih tinggi.
Artinya
:
Kuartal dimana tingkat penjualannya
tinggi selisih persediaannya sebesar 599 bal, sedang kuartal lainnya sebesar
597 bal.
Anggaran
produksi per kuartal sbb :
|
Kuartal
I
|
Kuartal
II
|
Kuartal
III
|
Kurtal
IV
|
Jumlah
|
Penjualan
Persediaan
akhir
|
74.277
5.282
|
94.774
4.685
|
103.945
4.086
|
92.263
3.489
|
365.359
3.389
|
Jumlah
Persediaan
awal
|
79.559
5.879
|
99.459
5.282
|
108.031
4.685
|
95.852
4.086
|
368.848
5.879
|
Produksi
|
73.680
|
94.177
|
103.346
|
91.766
|
362.969
|
Anggaran produksi
yang sempurna mencamtumkan waktu dan jenis barang yang diprodusir. Untuk
menyusun anggaran tersebut perlu diestimasikan tingkat persediaan per kuartal
jenis rokok. Tingkat persediaan awal
tiap kuartal masing-masing jenis rokok adalah (dibulatkan).
Kuartal
I
Rokok isi 12 batang = 6 % x 5.879
= 353 bal
Rokok isi 10 batang = 92 % x 5.879
= 5.409 bal
Rokok isi 3 batang =
2 % x 5.879 = 117 bal
Jumlah = 5.879 bal
Kuartal
II
Rokok isi 12 batang = 6 % x 5.282
= 317 bal
Rokok isi 10 batang = 92 % x 5.282
= 4.859 bal
Rokok isi 3 batang =
2 % x 5.282 = 106 bal
Jumlah = 5.282 bal
Kuartal
III
Rokok isi 12 batang = 6 % x 4.685
= 281 bal
Rokok isi 10 batang = 92 % x
4.685 = 4.310 bal
Rokok isi 3 batang =
2 % x 4.685 = 94 bal
Jumlah = 4.685 bal
Kuartal
IV
Rokok isi 12 batang = 6 % x 4.086
= 245 bal
Rokok isi 10 batang = 92 % x 4.086
= 3.759 bal
Rokok isi 3 batang =
2 % x 4.086 = 82 bal
Jumlah = 4.086 bal
Sedangkan untuk
lebih lengkapnya, perhitungan tingkat persediaan
akhir tiap kuartal adalah:
Kuartal
I : (Persediaan awal kuartal II)
Rokok isi 12 batang =
317 bal
Rokok isi 10 batang = 4.859 bal
Rokok isi 3 batang
= 106 bal
Jumlah = 5.282 bal
Kuartal
II (Persediaan awal kuartal III)
Rokok isi 12 batang =
281 bal
Rokok isi 10 batang = 4.310 bal
Rokok isi 3 batang
= 94 bal
Jumlah = 4.685 bal
Kuartal
III (Persediaan awal kuartal IV)
Rokok isi 12 batang =
245 bal
Rokok isi 10 batang = 3.759 bal
Rokok isi 3 batang
= 82 bal
Jumlah = 4.086 bal
Kuartal
IV (Persediaan akhir tahun 1983)
Rokok isi 12 batang = 6 % x 3.489
= 209 bal
Rokok isi 10 batang = 92 % x
3.489 = 3.210 bal
Rokok isi 3 batang =
2 % x 3.489 = 70 bal
Jumlah = 3.489 bal
Setelah dihitung
secara terperinci tingkat persediaan awal dan akhir setiap kuartal dari
masing-masing jenis rokok yang dihasilkan, maka dengan memperhatikan lagi
anggaran penjualan dapatlah disusun anggaran produksi secara lebih terperinci
sebagai berikut :
PABRIK ROKOK KENCANA
Anggaran Produksi
1983
|
Penjualan
(bal)
|
Persediaan
Akhir
(bal)
|
Jumlah
(bal)
|
Persediaan
Awal
(bal)
|
Produksi
(bal)
|
Isi 12 batang
Kuartal I
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
|
4.457
5.686
6.237
5.542
|
317
281
245
209
|
4.774
5.967
6.482
5.751
|
353
317
281
245
|
4.421
5.650
6.201
5.506
|
Jumlah
|
21.922
|
209
|
22.131
|
353
|
21.778
|
Isi 10 batang
Kuartal I
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
|
68.335
87.192
95.629
84.974
|
4.859
4.310
3.759
3.210
|
73.194
91.502
99.388
88.184
|
5.409
4.859
4.310
3.759
|
67.785
86.643
95.078
84.425
|
Jumlah
|
336.130
|
3.210
|
339.340
|
5.409
|
333.931
|
Isi 8 batang
Kuartal I
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
|
1.485
1.896
2.079
1.847
|
106
94
82
70
|
1.591
1.994
2.161
1.917
|
117
106
94
82
|
1.474
1.884
2.067
1.835
|
Jumlah
|
7.307
|
70
|
7.377
|
117
|
7.260
|
Konsep Anggaran Penjualan
Penyusunan konsep anggaran penjualan mencakup segala kegiatan di bidang
Penjualan. Anggaran penjualan, dapat dikatakan sebagai suatu teknik untuk
memproyeksikan tingkat permintaan konsumen potensial pada suatu tahun tertentu.
Perencanaan penjualan meliputi perencanaan advertensi dan promosi,
perencanaan biaya-biaya penjualan dan rencana pemasaran.
Anggaran
penjualan disusun dengan menggunakan berbagai pendekatan, masing-masing cara
pendekatan mempunyai konsekuensi yang berbeda-beda, sehingga perlu
dipertimbangkan, cara pendekatan mana yang paling menguntungkan.
Dalam
melakukannya perlu dipertimbangkan beberapa faktor, seperti :
1. Karakteristik
pasar yang dihadapi perusahaan seperti
a. Luas
Pasar
-
Bersifat lokal
-
Bersifat regional
-
Bersifat nasional
b. Keadaan
Persaingan
-
Bersifat monopoli
-
Bersifat persaingan bebas
-
Bersifat persaingan monopolistic
c. Kemampuan
pasar untuk menyerap barang.
d. Keadaan/sifat
konsumen, apakah konsumennya merupakan
-
Konsumen akhir
-
Konsumen industry
2. Kemampuan
Financial
-
Keamampuan membiayai penelitian pasar
yang dilakukan.
-
Kemampuan membiayai usaha-usaha untuk
mencapai target penjualan (modal kerja).
-
Kemampuan membeli bahan mentah untuk
dapat memenuhi target penjualan.
3. Keadaan
Personalia
-
Apakah jumlah tenaga kerja yang tersedia
cukup, kurang atau berlebihan.
-
Apakah tenaga yang tersedia mampu untuk
melakukan tugas-tugasnya agar target yang ditentukan tercapai.
4. Dimensi
Waktu
Hal
ini perlu diperhatikan sebab apabila membuat rencana terlalu awal, kemungkinan
akan terjadi perubahan keadaan, juga perlu dipertimbangkan sampai seberapa lama
rencana yang disusun tersebut masih reliable.
Langkah Dalam Menyusun Rencana Penjualan
Dalam menyusun anggaran penjualan, langkah yang perlu dilakukan meliputi
;
1.
Penentuan Dasar-Dasar Anggaran
a.
Penentuan relevant variable yang mempengaruhi
penjualan.
b.
Penentuan tujuan umum dan khusus yang diinginkan.
c.
Penentuan strategi pemasaran yang dipakai.
2.
Penyusunan Rencana Penjualan
a.
Analisa ekonomi, dengan mengadakan proyeksi terhadap
aspek-aspek Makro seperti :
-
Moneter
-
Kependudukan
-
Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah di
bidang ekonomi
-
Teknologi
b.
Melakukan Analisa Industri
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan masyarakat menyerap
produk sejenis yang dihasilkan oleh industry.
c.
Melakukan Analisa Prestasi Penjualan Yang Akan Datang
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan pada masa lalu.
Dengan kata lain untuk mengetahui marketshare yang dimiliki perusahaan di masa
lampau.
d.
Analisa Penentuan Prestasi Penjualan Yang Akan Datang
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan mencapai
target penjualan di masa depan, dengan memperhatikan factor-faktor produksi
seperti ;
-
Bahan
mentah
-
Tenaga
kerja
-
Kapasitas
produksi
-
Keadaan
permodalan
e.
Menyusun forecast
penjualan, yaitu meramalkan jumlah penjualan yang diharapkan dengan
anggapan segala sesuatu berjalan seperti masa yang lalu (forecated sales)
f.
Menentukan jumlah penjualan yang dianggarkan (Budget sales)
g.
Menghitung rugi/laba yang mungkin diperoleh (Budgeted sales)
h.
Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah
disetujui pada pihak lain yang berkepentingan.
Contoh Penyusunan Anggaran
Perusahaan
(Kasus Pabrik Rokok “Kencana” Surakarta)
Sebelum menyusun budget penjualan, terlebih dahulu dilihat data-data
tentang penjualan selama 5 tahun terakhir, yakni 1978, 1979, 1980, 1981 dan
1982
Data-data tersebut adalah :
Daerah Penjualan Rokok “Kencana”
a.
Jawa Tengah :
Surakarta, Boyolali, Salatiga, Klaten, Yogyakarta, Magelang, Sragen,
Kedung Banteng, Pacitan, Tegal, Kudus, Purwodadi.
b.
Jawa Timur :
Nganjuk, Kediri, Madiun, Malang, Surabaya, Bojonegoro
c.
Jawa Barat / DKI
Bandung, Bogor, Jakarta.
d.
Sumatra Utara :
Medan, Pematang Siantar.
e.
Kalimantan Barat: Pontianak
f.
Sulawesi Utara :
Menado, Gorontalo
g.
Bali: Denpasar
Volume Penjualan
Perkembangan jumlah penjualan dari tahun 1978-1982
dapat terlihat pada tabel ini ;
Tahun
|
Penjualan
|
1978
1979
1980
1981
1982
|
335.691
bal
346.428
bal
351.965
bal
317.134
bal
381.648 bal
|
Perbandingan persentase
masing-masing jenis rokok
(12 batang, 10 batang dan 3 batang) adalah :
Jenis Rokok
|
Persentase
|
@
12 batang
@
10 batang
@ 3 batang
|
6
%
92
%
2
%
|
Jumlah
|
100
%
|
Sedangkan perkiraan harga jual per bal adalah :
Rokok @ 12 batang = Rp. 31.500,00
Rokok @ 10 batang = Rp. 27.500,00
Rokok @ 3 batang = Rp. 12.000,00
Distribusi masing-masing jenis rokok ke
tiap-tiap daerah adalah :
Rokok @12 batang: (Diketahui)
1.
Jawa Tengah
9.865 bal (45%)
2.
Jawa Timur
10.961 bal (50%)
3.
Jawa Barat 154
bal (0,7%)
4.
Sumatra Utara
197 bal (0,9%)
5.
Kalimanatan Barat
438 bal (2%)
6.
Sulawesi Utara
132 bal (0,6%)
7.
Bali
175 bal (0,8%)
Jumlah 21.922
bal (100%)
Rokok @ 10
batang:
1.
Jawa Tengah
151.258 bal (45%)
2.
Jawa Timur
168.065 bal (50%)
3.
Jawa Barat
2.353 bal (0,7%)
4.
Sumatra Utara
3.025 bal (0,9%)
5.
Kalimantan Barat 6.723
bal (2%)
6.
Sulawesi Utara
2.017 bal (0,6%)
7.
Bali
2.689
bal (0,8%)
Jumlah
336.130 bal (100%)
Rokok @ 3
batang :
1.
Jawa Tengah
3.288 bal (45%)
2.
Jawa Timur
3.654 bal (50%)
3.
Jawa Barat
51 bal (0,7%)
4.
Sumatra Utara
66 bal (0,9%)
5.
Kalimantan Barat
146 bal (2%)
6.
Sulawesi Utara 44
bal (0,6%)
7.
Bali
58 bal (0,8%)
Jumlah 7.307
bal (100%)
Data penjualan bulanan / kuartalan selama 5
tahun terakhir adalah ;
Penjualan Tahun 1978-1982
(dalam bal)
Tahun
|
Kuartal I
|
Kuartal II
|
Kuartal III
|
Kuartal IV
|
Jumlah
|
1978
1979
1980
1981
1982
|
69.204
91.844
71.870
61.739
57.575
|
92.221
77.765
85.740
90.949
102.757
|
93.500
98.200
100.235
86.286
114.755
|
80.676
78.617
94.120
78.160
106.561
|
335.691
346.428
351.965
317.134
381.648
|
Jumlah
|
352.232
|
449.432
|
493.068
|
438.134
|
1.732.866
|
Rata-rata
|
70.446
|
89.886
|
98.614
|
87.627
|
|
Estimasi jumlah penjualan masing-masing
jenis rokok setiap kuartal dapat dihitung dengan menggunakan perimbangan
masing-masing jenis rokok yakni :
Rokok isi 12
batang =
6 %
Rokok isi 10
batang = 92 %
Rokok isi 3 batang
= 2 %
= 100 %
Berdasarkan
data-data diatas susunlah suatu anggaran penjualan untuk masing-masing daerah
penjualan dan susunlah anggaran penjualan untuk masing-masing kuartal dalam
tahun 1983.
Jawaban:
Perkembangan produk yang dihasilkan
Setelah
diketahui data tentang volume penjualan selama 5 tahun terakhir, maka dapat
diestimasikan volume penjualan yang akan dicapai pada tahun 1983 dengan menggunakan
metode moment
Tahun
|
Penjualan (Y)
|
X
|
XY
|
X2
|
1978
1979
1980
1981
1982
|
335.691 bal
346.428
351.965
317.134
381.648
|
0
1
2
3
4
|
0
346.428
703.930
951.402
1.526.592
|
0
1
4
9
16
|
|
1.732.866
|
10
|
3.528.352
|
30
|
Y = a
+ b X
∑Y = n.a
+ b.∑X
∑XY =a.∑X + b.∑X2
1.732.866 = 5a +
10b ……………………………………(1)
3.528.352 = 10a + 30b
…………………………………….(2)
3.528.352 = 10a + 30b
…………………………………….(2)
3.465.732 = 10a + 20b
……………………………………..(1) x2
62.620 = 10b
b = 6262
a = 334.049,2
Persamaan trend
Y = 334.049,2 + 6.262 X
Volume penjualan
tahun 1983
Y = a + bX
= 334.049,2 + 6.262 (5)
= 365.359,2 bal
Dibulatkan =
365.359 bal
Perbandingan masing-masing jenis rokok (12 batang, 10 batang dan 3
batang) adalah :
Jenis Rokok
|
Jumlah
|
Persentase
|
Harga Jual
|
@
12 batang
@
10 batang
@ 3 batang
|
21.922
bal
336.130
bal
7.307
bal
|
6
%
92
%
2
%
|
31.500
27.500
12.000
|
Jumlah
|
365.359
bal
|
100
%
|
|
PABRIK ROKOK “KENCANA”
Anggaran Penjualan
1983
Daerah
|
Isi 12
batang
|
Isi 10
batang
|
Isi 3
batang
|
Jumlah
|
||||||
Unit
Penjualn
(Bal)
|
Harga
Per
unit
(Rp.)
|
Jumlah
(Rp)
|
Unit
Penjualn
(Bal)
|
Harga
Per
unit
(Rp.)
|
Jumlah
|
Unit
Penjualn
(Bal)
|
Harga
Per
Unit
(Rp.)
|
Jumlah
(Rp)
|
|
|
JawaTengah
Jawa Timur
Jawa Barat
Sumut
Kalbar
Sulut
bali
|
9.865
10.961
154
197
438
132
175
|
31.500
|
310.747.500
345.271.500
4.851.000
6.205.500
13.797.000
4.158.000
5.512.500
|
151.258
168.065
2.353
3.025
6.723
2.017
2.689
|
27.500
|
4.195.595.000
4.621.787.500
64.707.500
83.187.500
184.882.500
55.467.500
73.947.500
|
3.288
3.654
51
66
146
44
58
|
12.000
|
39.456.000
43.848.000
612.000
792.000
1.754.000
528.000
969.000
|
4.545.798.500
5.010.907.000
70.170.500
90.185.000
200.413.500
60.153.500
80.156.000
|
Jumlah
|
21.922
|
31.500
|
6.90.543.000
|
336.130
|
27.500
|
9.243.575.000
|
7.307
|
12.000
|
87.684.000
|
10.021.802.000
|
Penyebaran
penjualan tahunan ke setiap kuartal, sebagai berikut :
Kuartal I =
Kuartal II =
Kuartal III =
Kuartal IV =
Sehingga pada tahun 1983 jumlah
rokok yang terjual pada setiap barang adalah :
Kuartal I : 20,33 % x 365.359 = 74.277
Kuartal II : 25,94 % x 365.359 = 94.774
Kuartal III : 28,45 % x 365.359 = 103.945
Kuartal IV
: 25,28 % x 365.359 = 92.373
Jumlah 365.359 bal
Dimana
masing-masing kuartal adalah :
Kuartal I :
Rokok isi 12 batang = 6 % x 74.277 = 4.457
Rokok isi 10 batang = 92 % x
74.277 = 68.335
Rokok isi 3 batang = 2
% x 74.277 = 1.485
Jumlah = 74.277 bal
Kuartal II :
Rokok isi 12 batang = 6 % x 94.774 = 5.686
Rokok isi 10 batang = 92 % x
94.774 = 87.192
Rokok isi 3 batang = 2
% x 94.774 = 1.896
Jumlah = 94.774 bal
Kuartal III :
Rokok isi 12 batang = 6 % x 103.945
= 6.237
Rokok isi 10 batang = 92 % x
103.945 = 95.692
Rokok isi 3 batang = 2
% x 103.945 = 2.079
Jumlah = 103.945 bal
Kuartal IV :
Rokok isi 12 batang = 6 % x 92.263 = 5.542
Rokok isi 10 batang = 92 % x
92.263 = 84.974
Rokok isi 3 batang = 2
% x 92.263 = 1.874
Jumlah = 92.363 bal
Setelah
diperkirakan jumlah penjualan pada masing-masing kuartal dalam tahun 1983, maka
dapatlah disusun suatu anggaran penjualan yang lebih lengkap sebagai berikut :
PABRIK ROKOK “KENCANA”
Anggaran Penjualan
1983
Kuartal
|
Isi 12
batang
|
Isi 10
batang
|
Isi 3
batang
|
Jumlah
|
|||||||
Unit
(Bal)
|
Harga
(Rp.)
|
Jumlah
Ribuan
(Rp.)
|
Unit
(Bal)
|
Harga
(Rp.)
|
Jumlah
Ribuan
(Rp.)
|
Unit
(Bal)
|
Harga
(Rp.)
|
Jumlah
Ribuan
(Rp.)
|
Unit
(Bal)
|
(Ribuan)
(Rp.)
|
|
I.
II.
III.
IV.
|
4.457
5.686
6.237
5.542
|
31.500
|
140.395.5
179.109.0
196.465.5
174.573.0
|
68.335
87.192
95.629
84.974
|
27.500
|
1.879.212.5
2.397.780.0
2.629.797.5
2.336.785.0
|
1.485
1.896
2.079
1.847
|
12.000
|
17.820
22.752
24.948
22.164
|
74.277
94.774
103.945
92.363
|
2.037.428
2.599.641
2.851.211
2.533.522
|
Jumlah
|
21.922
|
31.500
|
690.543.0
|
336.130
|
27.500
|
9.243.575.0
|
7.307
|
12.000
|
87.684
|
365.359
|
10.021902
|